Tuesday, February 7, 2012

Jodoh

J-O-D-O-H
Pasti sudah tidak asing lagi bukan telinga kita untuk mendengar satu kata tersebut dan orang-orangpun yang belum menikah pasti ingin sekali mengetahui siapa jodohku? Seperti apa? Dan bagaimana?
Dan tidak sedikit pula orang-orang yang sudah menikahpun masih memikirkan “apakah ini jodohku Tuhan yang kau kirimkan khusus untukku”

Yakkkkk pembaca, tidak perlu terlalu dipikirkan tentang satu kata tersebut. Karena jodoh, rezeki dan mati hanya Tuhan-lah yang mengetahui dan mengatur. Percaya atau tidak jodoh yang diberikan oleh Tuhan itu berdasarkan doa kita, perbuatan dan sikap kita dimasa lalu (Hukum Karma Berlaku)

Saya mempunyai sedikit cerita.

Saya ambil cerita ini yang terinspirasi oleh seseorang yang mau berbagi cerita dengan saya.

Aisha adalah gadis desa yang sangat cantik dan menjadi pusat perhatian lelaki didesanya. Dia baru berumur 15tahun. Dia periang dan ramah, banyak lelaki yang datang menemui orang tuanya agar dinikahkan dengan anak sulungnya. Anak-anak juragan didesanyapun tak kalah berniat untuk meminang aisha yang sangat ramah dan cantik. Tak ketinggalan pula lelaki kotapun terkagum-kagum melihat sosok aisha. Aisha hanya terdiam dan menyerahkan semuanya kepada kedua orang tuanya.

Sore hari di dekat sungai yang begitu rindang dan gemericik air terdengar
Aisha duduk diatas batu kali besar bersama sahabatnya ilyas

 “dek aisha. Siapa yang akan kamu pilih dari sekian banyak pemuda yang datang kerumahmu untuk menikah denganmu nanti?”

“aku tidak tahu ka, aku serahkan semuanya pada tuhan dan kedua orangtuaku mereka tahu mana yang terbaik untukku”

“kau yakin? Dengan apa yang baru saja kamu katakan? Sekalipun kau tidak mencintai pemuda yang kelak menjadi suamimu?

“iya ka. Aku yakin sekali. Jika memang aku tidak mencintainya, namun aku akan berusaha untuk mencintainya. Aku percaya seiring berjalannya waktu dan sering bertemu. Cinta akan datang sendirinya ka” sambil tersenyum lembut

“kalo saja, aku sudah lulus kuliahku dan mendapat pekerjaan untuk menghidupimu dan anak-anak kita kelak. Aku pun akan datang menghampiri ayah dan ibumu….dek aisha”

“apakah kau mencintaiku kak ilyas? Katakan?” aisha sontak terkaget mendengar ucapan sahabatnya itu yang sudah ia anggap sebagai kakaknya yang diam-diam pula aisha pun mencintainya

“iya dek, kakak mencintaimu. Aku ingin kau menjadi bagian dari hidupku, mengisi hari-hariku dan menjadi seorang ibu untuk anak-anak kita kelak”

“akupun mencintaimu kak, pinanglah aku pinanglah” pinta aisha

“terima kasih dek, aku senang ternyata kau mencintaiku juga, tapi simpanlah perasaan kita. Aku belum memiliki tabungan untuk menghidupimu. Aku tidak mau kau sengsara. Kalo memang kita jodoh. Kita pasti akan dipertemukan oleh Tuhan”

“kenapa kau berkata seperti itu. Aku rela ka, asal aku hidup bersamamu”

“Aku akan merelakanmu hidup bersama pemuda yang akan menikahimu, pasti orang tuamu memiliki kriteria terbaik untuk menjadi pendampingmu” sambil mengepalkan tangan aisha

“tapi bukankah kau mencintaiku” desah aisha

“aku memang mencintaimu dek aisha, tapi saat ini aku belum punya apa-apa. Mau bilang apa aku pada orang tuamu. Aku hanyalah seorang mahasiswa, aku tau rezeki sudah diatur pula. Tapi aku tidak sanggup untuk merelakanmu bersedih. Karena aku tidak bisa menafkahimu. Cinta tak harus memiliki kan, melihat orang yang dicintainya bahagia. Itu sudah lebih dari cukup dik”

“baiklah. Jika kau ingin seperti itu aku akan lakukan dengan ikhlas ka. Semoga kita dipertemukan kembali. Satu hal yang harus kakak ketahui aku tidak akan pernah melupakanmu sampai kapanpun kak ”

“aku pun begitu dik, aku sangat mencintaimu sungguh. Tidak akan pernah bisa aku melupakanmu. Aku berjanji akan selalu mendoakanmu dik, sekarang aku akan mengantarkanmu pulang. Hari sudah ingin larut” ilyas terbangun dari posisi duduknya dan mengajak aisha untuk pulang.

***
Satu bulan kemudian

Aisha menikah dengan seorang pemuda tampan yang datang dari kota. Pernikahan mereka terpaut berbeda usia 12 tahun. Ia pun hidup bahagia bersama Budi, Budi yang seorang pegawai negeri memberikannya 6 anak yang tampan-tampan dan cantik-cantik.

Setelah usia perkawinannya menginjak 25 tahun. Budi mengidap kanker ganas, setelah lebih dari 6 bulan dirawat dirumah sakit. Budi menghembuskan nafas terakhirnya.

Aisha sedih karena harus ditinggal Budi. Anaknya yang kecil baru berumur 6 tahun dan yang baru menikah satu orang. Ia pun membantu perekonomian keluarganya dengan mengajar ngaji dan menerima jahitan dari tetangga dan teman Dharma Wanitanya. Karena budi seorang Pegawai Negeri ia pun mendapatkan uang pensiun dan janda serta 1 anaknya mendapat beasiswa dari kantor budi karena mendapatkan peringkat 10 besar.

***
Setelah 6 tahun

Aisha menghadiri acara pernikahan anak teman Dharma Wanitanya dan tiba-tiba ia bertemu dengan teman kecilnya Ilyas. Mereka senyum bahagia dipertemukan kembali. Dan ternyata ilyas merupakan saudara dari teman Dharma Wanitanya. Semakin bahagia mereka mengetahui hal itu.

Merekapun menceritakan kehidupannya setelah mereka berpisah selama 25 tahun. Ilyaspun serupa bahwa 10 tahun yang lalu ia baru ditinggalkan istrinya yang meninggal karena Stroke. Ilyas mempunyai anak satu yang kini sekarang sedang menunaikan pendidikan ke mesir. Ilyas mempunyai pondok pesantren di Solo dan ia menjadi guru besar.

Karena mereka sama-sama sendiri mereka tak menunggu lama lagi setelah anak-anaknya merestui hubungan mereka. Merekapun menikah dan hidup bahagia.

***

Nah sudah jelas bukan. bahwa akan indah pada waktunya. Harus bersabar dan menerima.

Cerita itu hanyalah gambaran saja tentang jodoh. Semoga anda menikmati dan dapat merenungkannya






No comments: